Kami berangkat dari Malang jam 8.00
menggunakan kendaraan pribadi, Daihatsu Xenia Li yang masih berumur
beberapa bulan, saya sendiri yang nyetir. Pada mulanya saya sempat ragu
dengan kondisi di jalan, karena setelah gogling sana sini dan sempat
lihat peta lokasi di gogle map dan google earth agak ngeri juga karena
jalannya berkelok-kelok dan di daerah perbukitan.
Namun karena niat yang kuat akhirnya
jalan yang belum pernah saya lewati pun terlampaui. Jalur menuju ke
Sendang biru sebenarnya cukup mudah, yaitu dari Malang menuju ke Gadang,
trus ke arah Turen. Dari Turen menuju ke Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan
dan Sendang Biru. Kami sampai di Pantai Sendang Biru sekitar jam 10.30
maklum, belum tahu medan, jadi agak grogi pas mulai masuk perbukitan,
belum lagi di jalan yang cuman pas dilalui dua kendaraan itu
berkali-kali mobil kami berpapasan dengan truk pengangkut batu kapur dan
pengangkut ikan, jadi salah satu harus mepet ke tebing dulu supaya
kendaraan lainnya bisa lewat. Otomatis, karena saya pendatang dan baru
di medan ini, saya selalu inisiatif untuk mengalah, ha ha ha.
Mobil Xenia yg kecil ini diisi 7 orang +
1 balita, dengan AC dinyalakan penuh sehingga pada saat tanjakan
jalannya agak ndut-ndutan, maklmum cuman 1000 cc. Setelah sampai di
Sendang Biru, kami berisirahat sebentar, dan tanpa harus bingung dengan
apa yang akan kami lakukan selanjutnya, ada Pak tukang ojek yang
menanyakan rencana perjalanan kami. Kami sampaikan bahwa kami ingin ke
bersantai sebentar di Pulau Sempu tetapi tidak sampai menginap. Akhirnya
oleh Pak tukang ojek tersebut, saya diajak ke pos perhutani setempat
untuk mengurus perijinan karena Pulau Sempu termasuk kategori cagar
alam. Setelah ngisi form dan segala macam, saya membayar Rp 20.000
(sukarela) dari tarif seharusnya Rp 60.000 (untuk yang ingin
menginap/camping di Pulau Sempu).
Untuk menuju ke Pulau Sempu, kami naik
perahu yang juga dicarikan oleh Pak tukang ojek tadi. Tarif naik perahu
ini adalah Rp 100.000, dimana sebelum merapat di pesisir utara Pulau
Sempu, kami sempat diajak tur keliling selat. Sampai di pesisir utama
sekitar jam 11.00, selanjutnya kami bersantai sejenak, bermain pasir
dengan anak saya yang masih balita, dan yang lainnya menyempatkan diri
untuk mandi di pantai.
Sesuai kesepakatan dengan tukang perahu,
kami minta dijemput jam 12 siang, dan tepat jam 12 siang, perahu sudah
menjemput kami. Kami segera berbenah dan kembali ke Pantai Sendang Biru.
Di Pantai, kami membersihkan diri dulu, sholat dan selanjutnya acara
inti makan-makan di tepi pantai di bawah pohon yang rindang, dan
setelah itu kami menyempatkan diri untuk ke pasar ikan untuk membeli
Ikan Tuna segar.
Setelah kami rasa cukup, kami memutuskan
untuk pulang dan sampai di Malang jam 4 sore. Tidak seperti pada saat
berangkat, kali ini saya sudah hafal dengan jalanannya sehingga
perjalanan cukup singkat. Pada saat sampai di Turen hujan turun dengan
deras sampai-sampai wiper mobil harus menggunakan kecepatan tinggi.
Terlepas dari lelah dan capek yang kami
rasakan sesampainya di rumah, kami sekeluarga cukup senang dan puas bisa
bersantai barang sejenak di pantai setelah rutinitias sehari-hari di
kantor dan di rumah. Namun sayang sekali, kami tidak bisa menikmati
pemandangan segara anakan dan danau lele yang katanya luar biasa bagus.
Mungkin lain kali saya akan kembali ke sana dengan rencana yang berbeda
dan menginap di Pulau Sempu.
update informasi penginapan dan parkir:
Karena banyak pertanyaan terkait dengan penginapan dan kondisi parkir (bukan camping), berikut saya tambahkan informasinya:
1. parkir: petugas parkir ada dari aparat yang bertugas setempat.
2. penginapan: Rp 75.000 / malam > lokasi di sebelah kanan pos lapor kira-kira 100 meter ada belokan ke kanan, pas di pojokan.
2. penginapan: Rp 75.000 / malam > lokasi di sebelah kanan pos lapor kira-kira 100 meter ada belokan ke kanan, pas di pojokan.
Berikut foto-fotonya
No comments:
Post a Comment