Pages

Tuesday, 21 January 2014

perang boxer

perang Boxer (義和團之亂 atau 義和團匪亂) adalah pemberontakan di Cina dari November 1899 sampai 7 September 1901, terhadap kekuasaan asing disektor perdagangan, politik, agama, dan teknologi.[1] Boxer memulai aksinya sebagai gerakan anti-asing, anti-imperialis, dan merupakan pergerakan berdasarkan petani di Cina utara.[1] Mereka menyerang orang asing yang membangun jalur kereta api dan melanggar Feng Shui, dan juga orang Kristen yang dianggap bertanggung jawab untuk dominasi asing di Cina.[1] Pada Juni 1900, Boxer menyerang Beijing dan membunuh 230 orang non-Tionghoa. Banyak Tionghoa Kristen, orang Katolik terbunuh di provinsi Shandong dan Shanxi sebagai bagian dari pemberontakan.[1] Dengan slogan "扶清灭洋" ("Dukung Qing, hancurkan Barat"), mereka terus beraksi.[1]
Diplomat, penduduk, tentara asing, serta beberapa Tionghoa Kristen melarikan diri ke Legation Quarter dan tinggal selama 55 hari hingga Aliansi Delapan Negara datang dengan 20.000 tentara untuk memadamkan pemberontakan.[1]
Protokol Boxer pada 7 September 1901 mengakhiri pemberontakan dan mengenakan sanksi yang berat terhadap Dinasti Qing, seperti ganti rugi sebesar 450 juta tael perak.[2] Adanya protokol ini sangat mempengaruhi kondisi politik, ekonomi, dan sosial pemerintah dan penduduk Cina pada saat itu.[2] Pemerintahan tidak lagi dipercaya dan terjadi kenaikkan pajak yang besar menyebabkan Dinasti Qing semakin melemah dan akhirnya dijatuhkan melalui sebuah revolusi pada tahun 1911.

No comments:

Post a Comment