Pages

Tuesday, 21 January 2014

TA ( Tugas Akhir ) AKBID

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi (haid) merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, dimana terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Pada masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Ini ditandai dengan pertumbuhan yang terus berlanjut menuju kondisi somatik, sexual dan psikologi yang lebih matur. Perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi secara spontan, tetapi melalui proses pertumbuhan yang cepat setelah menstruasi pertama (menarche). Di akhir masa kanak-kanak akhir sebenarnya terjadi pada masa menjelang kedatangan masa remaja (Jamaluddin, 2004).
Menarche adalah haid yang pertama kali datang. Gejalanya terasa sakit pada daerah mamae, bagian abdomen dan pinggang dan ada sebagian remaja mengalami tumbuhnya jerawat pada saat haid pertamanya.
Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas. Permulaan masa pubertas yang sering disebut sebagai pematangan fungsi reproduksi, pada perempuan ditandai dengan haid. Remaja putri yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami menarche (Manuaba, 2004).
Di Amerika sekitar 95% anak perempuan mempunyai tanda pubertas pada umur 12 tahun dan umur rata-rata 12,5 tahun. Menarche atau menstruasi pertama merupakan salah satu perubahan pubertas yang pasti dialami setiap anak perempuan (Ganong, 2003).
Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor suku, genetik, sosial, sekonomi, dan lain-lain. Di Inggris usia rata-rata untuk mecapai menarche adalah 13,1 tahun, sedangkan suku Bunding di Papua, Menarche dicapai pada usia 18,8 tahun (Jamaluddin, 2004).
Bahwa di Indonesia gadis remaja pada waktu Menarche bervariasi antara 10-16 tahun dan rata-rata Menarche 12,5 tahun, usia Menarche lebih dini di daerah perkotaan dari pada yang tinggal di Desa dan juga lebih lambat wanita yang kerja berat (Wiknjosastro, 2003).
Menarche menjadi hal yang penting bagi seorang wanita dan perlu mendapat perhatian khusus karena hal ini menandai awal kedewasaan biologis seorang wanita (Huffman, 1968).
Anak-anak berusia 12 tahun atau 13 tahun sampai 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja. Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya (Maju, 1996).
Menjadi remaja berarti mengalami proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian dan menimbulkan kecemasan, lonjakan pertumbuhan badani dan organ reproduksi adalah masalah besar yang mereka hadapi, terutama wanita. Menarche adalah peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah dimulai (Huffman, 1968)
Dari hasil survey pendahuluan yang saya dapatkan di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009 terdapat 300 siswa perempuan, sedangkan yang telah mengalami menarche terhitung 30 orang.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui tentang “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009?”.
C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009.
C.2. Tujuan Khusus
C.2.1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang Menarche di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009 berdasarkan umur.
C.2.2. Untuk mengetahui Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009 berdasarkan tempat tinggal.
C.2.3. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang Menarche di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009 berdasarkan informasi.
D. Manfaat Penelitian
D.1. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengetahuan remaja putri tentang Menarche dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan.
C.2. Bagi yang diteliti
Sebagai bahan informasi bagi siswi di SMP Negeri 5 Sibolga tentang tingkat pengetahuan terhadap Menarche.
C.3. Bagi peneliti
Menambah pengalaman penulis dalam melakukan penelitian tentang Menarche dan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Pendidikan D.III Keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
A.1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003).
A.2. Tingkat Pengetahuan
Untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara terperinci terdiri dari 6 tingkatan yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
4. Analisis (Analilysis)
Kemampuan untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya untuk menjabarkan suatu materi dalam struktur organisasi.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk elakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian lain berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
A.3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo cara memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
A.3.1. Cara Tradisional
Cara-cara penemuan pengatahuan pada periode ini antara lain:
1. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lama.
2. Cara kekuasaan (otoritas)
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, maupun otoritas ahli ilmu pengetahuan.
3. Berdasarkan pengalaman
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
4. Melalui jalan pikiran
Menusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan
A.3.1. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan.
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis danilmiah, cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah atau lebih populer lagi metodologi penelitian
A.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Umur
Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini. Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru, semakin bertambahnya umur akan mencapai usia reproduksi. (Notoadmodjo, 2003).
2. Tempat tinggal
Tempat tinggal adalah tempat menetap responden sehari-hari. Pengetahuan seseorang akan lebih baik jika berada di perkotaan dari pada di pedesaan karena di perkotaan akan meluasnya kesempatan untuk melibatkan diri dalam keiatan sosial maka wawasan sosial makin kuat, di perkotaan mudah mendapatkan informasi (Hurlock, 2002).
3. Sumber Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang benyak memperoleh informasi maka ia cendrung mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2003).
B. Menarche
B.1 Defenisi Menarche
Menarche adalah haid yang pertama kali datang. Haid adalah perdarahan yang berasal dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungannya menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil. Haid merupakan ciri khas seorang wanita dimana terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan kehamilan (Depkes RI, 1998).
B.2 Fisiologis Menarche
Munculnya haid pertama terjadi di tengah-tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah hubungan Hipotalamus, Hipofisis dan Ovarium (Hypotalamic-Pituitari-Ovarikratis). Hal ini merupakan hasil kerjasama antara Korteks Serebri, Hipotalamus, Hipofisis, varium, Glanduna Supra Renalis dan Kelenjar-kelenjar Endokrin lainnya.
Pada permulaan masa kanak-kanak sistem ini sudah berjalan kemudian tidak berfungsi lagi disebabkan sistem proses itu sangat peka terhadap steroid, sehingga menghambat proses itu sendiri. Rendahnya Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) pada saat itu juga akibat unsur instrinsik penghambat susunan saraf yang mempunyai mekanisme penekanan denyutan (GnRH).
Saat sebelum masa pubertas, sekresi GnRH secara pulstabil dengan frekuensi rendah telah dimulai 4 tahun sebelum menarche, diikuti dengan kenaikan sekresi LH oleh Hipofisis pada malam hari. Pada masa pubertas, sekresi GnRH yang berfrekuensi rendah pelan-pelan berubah seperti wanita dewasa dengan sekresi yang berlangsung selama 24 jam, pola sekresi FSH dan LH juga mengikuti perubahan-perubahan sekresi pulstabil GnRH ini.
Menurut Teori Neurohormonal yang dianut sekarang, Hipotalamus mengawasi sekresi hormon Gonodotropin oleh Adeno Hipofisis melalui sekresi Nurohormon yang disalurkan ke sel-sel Adeno Hipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus yang dapat merangsang produksi dan pelepasan Gonadotropin dari Hipofisis.
Folikel-folikel yang berkembang selama sebelum menghailkan hormon estrogen dan kemudian mati, yang lainnya telah dirangsang FSH sehingga folikel ini berkembang mensekresi estrogen. Semakin lama jumlah folikel yang dirangsang semakin banyak sehingga kadar estrogen semakin tinggi.
Hormon estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri-ciri kelamin skunder, pertumbuhan organ genetalia terjadinya perapatan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologi kewanitaan. Pada masa pubertas organ-organ genetalia lambat laun tumbuh mendekati bentuk dan sifat-sifat wanita dewasa. Vaskularasi uterus bertambah menyebabkan pertumbuhan lapisan endometrium, sehingga merubah uterus menjadi uterus yang matur, dan lapisan enometrium mengalami diferensiasi baik kelenjar maupun selamanya.
Folikel-folikel di ovarium yang tumbuh walaupun tidak sampai terjadi matang karena sebelumnya mengalami atresia namun telah sanggup memproduksi dan mensekresi estrogen, kadar estrogen makin lama makin tinggi dan saat menstruasi mendekat.
Estrogen menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH, dan bertambah akibat pertumbuhan folikel akan menurun dan sebagian mengalami atresia sehingga estrogen yang diproduksi folikel akan menurun pula.
Dengan menurunnya kadar estrogen berakibat pembuluh darah endometrium mengalami Proliferasi atau mengerut dan terputus-putus lapisan endometrium mengalami deskuamasi sehingga terjadi perdarahan dan mengalir melalui vagina berwujud sebagai haid pertama atau menarche. Dengan munculnya menstruasi pada seorang remaja dapat menggambarkan kemampuan untuk bereproduksi.
B.3 Perubahan Hormonal Pada Masa Remaja
Perubahan yang menonjol pada waktu menjelang menstruasi adalah timbulnya penurunan kepekaan sensor terhadap mekanisme umpan balik negatif hormon sex.
Kepekaan sensor otak terhadap hormon sex menurun pada masa remaja sampai dicapainya keseimbangan seperti orang dewasa.beberapa saat menjelang menstruasi muncul mekanisme control baru, yaitu umpan balik positif dan estradiol terhadap hipofisis yang menghasilkan lonjakan LH, lonjokan LH ada kaitannya dengan ovulasi. Bila terjadi ovulasi akan berbentuk korpus luteum yang terutama memproduksi progesteron selama fase luteal.
Peningkatan progesteron yang sejalan dengan penurunan Gonadotropin akan berakibat terjadinya regresi korpus luteum, akan terjadi penghentian produksi progesteron yang memegang peranan penting dalam mekanisme terjadinya hadi bila terjadinya ovulasi, kadar estradiol menurun yang diikuti perdarahan kuat (Withdrawal Blooding) akibat deskuamasi endometrium yang terwujud sebagai haid pertama atau menarche.
B.4 Perubahan Perkembangan Fisik dan Psikis Selama Masa Remaja
Pada masa pubertas terjadi perubahan yang menyeluruh baik secara fisik, fisiologis maupun psikologis, yang disebabkan perubahan hormon estrogen. Pertanda awal masa pubertas munculnya ciri-ciri sex sekunder yaitu kecepatan pertumbuhan linear (tambah tinggi). Tanda fisik pertama kali dari pubertas biasanya penonjolan payudara diikuti oleh munculnya rambut kemaluan atau aksila.
  1. Pertumbuhan Tinggi Badan
Setelah 3 atau 4 tahun pertumbuhan fisik terjadi lebih lambat kemudian pada usia 6-8 tahun akan meningkat kadar hormon androgen korteks adrenal.
Pada awal pubertas, pertumbuahn tinggi badan rata-rata peningkatan per tahun sebelum haid adalah 3 inci. Dua tahun sesudah haid peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci.
Pacu tumbuh terjadi pada usia 11,5 tahun dan hampir lengkap pada usia 13,5 tahun. Pada tahun-tahun ini terjadi puncak pertambahan tinggi badan kira-kira 8 cm, dan bertambah tinggi badan organ lengkap.
  1. Pertumbuhan Organ Genetalia
Pada masa kanak-kanak perangsangan oleh hormon seks steroid sangat rendah, sehingga genetalia tidak menunjukkan perkembangan yang berarti sampai masa prapubertas, sedangkan masa prapubertas di bawah pengaruh FSH ovaroum muali berkembang dan menstruasi estrogen. Dengan bertambahnya kadar hormon estrogen, hormon genetalia semakin berkembang menuju keadaan anatomi dan fungsi reproduksi.
B.5 Perubahan-perubahan Psikolgis atau Psikis
Perubahan fisik dengan bertambahnya pengetahuan tentang dirinya dan menyesuikan sikap yaitu bersikap sebagaimana layaknya gadis dewasa.
Perkembangan menuju dunia dewasa sekarang ini remaja dapat menilai teman-temannya dengan baik sehingga penyesuaian di dalam situasi sosial bertambah baik dan pertengkaran menjadi berkurang.
Dalam waktu yang singkat remaja mengadakan perubahan radikal, aitu dari tidak menyukai lawan jenis sebagai teman menjadi lebih menyukai teman dari lawan jenisnya daripada teman sejenisnya. Dan dengan demikian remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang sama dan mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang kepadanya ia dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua maupun guru.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Defenisi Operasional
Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :
BAGAN III A
Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche

- Umur
- Tempat Tinggal
- Sumber Informasi
Variabel Independen Variabel Dependen



B. Defenisi Operasional
B.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui remaja putri tentang menstruasi pertama, kategori pengetahuan :
a. Baik
:
Apabila skor 76-100% dari total skor (bila jawaban yang benar 16-20 dari 20 pertanyaan yang diberikan).
b. Cukup
:
Apabila skor 56-75% dari total sekor (bila jawaban yang benar 12-15 dari 20 pertanyaan yang diberikan).
c. Kurang
:
Apabila skor kurang dari 55% dari total skot (bila jawaban yang benar kurang dari 11 dari 20 pertanyaan yang diberikan.
B.2. Umur
Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian yang dinyatakan dalam tahun seperti jawaban responden pada kuesioner dengan kategori :
a. 11-13 tahun
b. 14-15 tahun
c. 16-17 tahun
Skala ukur : Interval
B.3. Tempat Tinggal
Tempat tinggal adalah tempat dimana remaja beradaptasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masyarakat setempat dengan kategori :
a. Perkotaan
b. Pedesaan
Skala ukur : Nominal
B.4. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi baik melalui media maupun dari orang ke orang lain dengan kriteria :
a. Media Cetak : Buku, majalah, koran
b. Media Elektronik : internet, televisi, radio
c. Tenaga Kesehatan : dokter, bidan
Skala ukur : Nominal
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan remaja Putri tentang Menarche di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
D.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009. Adapun alasan penelitian ini adalah mudah didapatkan remaja putri yang mengalami Menarche.
D.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan Agustus 2009.
E. Populasi dan Sampel
E.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang sedang mengalami menstruasi di SMP Negeri 5 Sibolga Tahun 2009 yaitu sebanyak 300 orang.
E.2. Sampel
Dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah total populasi yang artinya seluruh populasi khususnya remaja putri yang mengalami menstruasi di SMP Negeri 5 Sibolga berdasarkan rumus Arikunto (2000) yaitu 10% x 300 = 30 orang).
F. Pengolahan Data dan Analisa Data
F.1. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara manual dengan langkah-langkah berikut ini :
a. Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan memeriksanya dan dilakukan pendataan ulang terhadap responden.
b. Coding
Data yang telah terkumpul diberin kode dalam bentuk angka (kode), untuk mempermudah memasukkan data ke dalam tabel.
c. Tabulating
Data dimasukkan dalam bentuk distibusi frekuensi, memberi skor terhadap jawaban responden.
F.2. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat presentase data yang terkumpul di sini disajikan melalui tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari besar presentase jawaban masing-masing responden dan selanjutnya dilakukan pembahasan, dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.

No comments:

Post a Comment